Selasa, 24 Maret 2009

Sejarah Perang Chechnya



Secara ringkas, sejarah perang Chechnya bisa dibagi kepada dua fase, yakni Perang Chechnya I dan Perang Chechnya II. Perang Chechnya I adalah perang antar Rusia dengan Chechnya antara tahun 1994-1996 dan berakhir dengan kemerdekaan Chechnya secara de fakto dari Rusia. Setelah kampanye awal pada tahun 1994-1996, memuncak pada penghancuran kota Grozny. Pasukan federal Rusia berhasil menguasai wilayah-wilayah pegunungan Chechnya tapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan mujahidin yang bergerilya dan mujahidin juga menyerang di wilayah-wilayah daratan, meskipun jumlah pasukan Rusia berlimpah, juga persenjataan dan pasukan udara. Hal itu berakibat pada merosotnya moral pasukan federal dan hampir seluruh wilayah Rusia jatuh ke dalam konflik brutal yang menuntut pemerintahan Boris Yeltsin mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1996 dan menandatangani perjanjian damai setahun kemudian.
Dalam kesaksiannya, Komander Khattab--Legenda Jihad Chechnya--menceritakan bagaimana dia bisa sampai berjihad di Chechnya dan kemudian bergabung dan berjuang bersama. Komander Khattab bahkan di awal jihad Chechnya menyangka bahwa yang terjadi di Chechnya adalah pemberontakan, yang dipimpin jenderal komunis bernama Jauhar Dudayev. Karena yang kami tahu penduduk Rusia adalah penganut Komunisme. Setelah kami mendengar berita yang sebenarnya kami mengatur kunjungan ke Chechnya untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya kami berangkay ke Chechnya dengan 12 orang mujahid asal Dagestan.

Mujahid Checnya
Mujahidin Chechnya

Komander Khattab memilih kota Vedeno untuk dijadikan markaz melatih para mujahidin dan mereka mulai melakukan serangan pertama ke konvoi tentara Rusia yang bergerak ke luar kota Vedeno. Allahu Akbar, akhirnya mujahidin berhasil memenangkan pertempuran. Pada tanggal 30-10-1995 konvoi pasukan Rusia keluar dari Vadeno setelah kalah dalam pertempuran sengit di bagian Selatan kota Vedeno. Setelah itu Jauhar Dudayev mengumunkan selesainya perang terbuka dan mulai mengumumkan perang gerilya yang dinyatakan akan berlangsung selama 48 tahun dari 50 tahun. Pengumuman itu menghancurkan semangat pasukan Rusia. Dia mengumumkan bahwa perang berlangsung 50 tahun, sudah berlalu 2 tahun dan masih ada waktu 48 tahun. Setelah itu Jauhar Dudayev mulai melancarkan banyak serangan dan berhasil masuk ke ibu kota Chechnya, Grozny. Akhirnya setelah serangan demi serangan, pasukan Rusia menyatakan mundur dari Chechnya dan mempersiapkan diri baik-baik untuk menyerang kembali Chechnya.

Dalam perkembanganya, sejumlah konflik internal terjadi di Checnya. Konflik ini terjadi antara penduduk etnik Chechen dengan non-Chechen yang hampir semua berasal dari Rusia. Warga non-Chechen dan kaum oposisi ini kemudian mengadakan kudeta pada bulan Maret 1992, akan tetapi dapat digagalkan oleh pasukan Dudayev. Setelah kudeta berikutnya juga gagal, kaum oposisi ini membentuk pemerintahan alternatif dan meminta bantuan Moskow. Pada bulan Agustus 1994 kaum oposisi ini mengadakan kampanye militer untuk menggulingkan pemerintahan Dudayev. Moskow segera mengirimkan bantuan dana, perlengkapan militer, dan persenjataan. Rusia menunda seluruh penerbangan sipil ke Grozny ketika mereka melalukan blokade militer ke Chechnya. Mereka melakukan serangan dan membombardir ibu kota Grozny. Pasukan Jauhar Dudayev memukul mundur serangan tersebut.

Di pegunungan Selatan, Rusia melancarkan serangan pada 15 April 1994 dengan konvoi sekitar 200-300 kendaraan. mujahidin Chechen mempertahankan kota Argun, memindahkan markas militer mereka untuk mengepung kota Shali, kemudian Serzhen-Yurt, kemudian mereka menuju ke pegungungan. Akhirnya para mujahidin ini bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Shamil Basayev, Rahimahullah di Vedeno. Setelah berada di Vedeno komandan mujahidin Chechnya menarik mundur pasukan ke Dargo dan kemudian membawanya ke Benoy.

Para mujahidin banyak yang membentuk unit-unit pasukan lokal untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan pasukan federal Rusia. Banyak remaja belasan tahun yang bergabung dengan pasukan mujahidin dan sejak saat itu semangat jihad menggelora di dada kaum muslimin Chechnya.

Komander Khattab menceritakan : Setelah itu, kami pun para mujahidin melakukan persiapan, konsolidasi, membangun kamp-kamp dan melatih para pemuda yang siap mendukung jihad Chechnya. Khattab dan seluruh mujahidin Chechnya sibuk mempersiapkan diri untuk jihad panjang di sana. Khattab pernah menanyakan kepada penduduk setempat apakah mereka pernah mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga internasional ? Mereka menjawab Palang Merah Internasional pernah datang memberi kami 3 kg gula untuk waktu 2 tahun. Juga 4 kg tepung. Ini adalah bantuan dari lembaga bantuan dunia. Tentu saja akhirnya masyarakat Chechnya lebih bisa menerima kehadiran mujahidin di tengah-tengah mereka. Mereka menganggap kami sebagai keluarga mereka sendiri.

Khattab
Komander Khattab, Rahimahullah, Sang Pahlawan Jihad Chechnya


Demikianlah pemuda yang bergabung dengan mujahidin bertambah banyak dan terjadilah peristiwa di Daghestan. Sebenarnya pasukan Rusia sudah tidak memiliki kekuatan lagi dan semangat tempurnya pun sudah jatuh. Tapi mereka tetap berbahaya dan masih banyak di perbatasan-perbatasan. Mereka akhirnya melancarkan tekanan ekonomi, mengadu domba rakyat, mendukung oposisi, dan melakukan trik-trik kotor lainnya yang intinya menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan pemerintahan mujahidin dan menghilangkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahan mujahidin agar masyarakat menilai bahwa pemerintahan mujahidin tidak mampu memerintah.

Pada tanggal 12 Mei 1997, Presiden Ashlan Maskhadov (Pengganti Presiden Jauhar Dudayev yang tertembak mati peluru kendali Rusia) pergi ke Maskow untuk menendatangani perjanjian damai bersama Yeltsin. Perjanjian damai ini didasarkan pada “perdamaian dan prinsip-prinsip hubungan Rusia-Chechen” Ashlan Maskhadov terbukti salah. Dua tahun setelah perjanjian tersebut, komandan Shamil Basayev melakukan penyerbuan ke Daghestan pada musim panas 1999 sebagai balasan tindakan brutal Rusia di sana.

Mengapa sampai terjadi pertempuran di Daghestan yang akhirnya memicu Perang Chechnya II ? Komander Khattab menceritakan bagaimana kejam dan buasnya pasukan Rusia kepada kaum muslimin di sana. Pasukan Rusia menghisap darah kaum muslimin dan membumihanguskan wilayah-wilayah kaum muslimin begitu dahsyat. Hanya Allah yang tahu betapa kejamnya mereka, mulai dari Afghanistan, Tajikistan, Bosnia, Chechnya. Selama lima tahun belakangan Rusia terus melakukan persiapan untuk menebus kekalahan mereka. Agen-agen intelejen Rusia pun mulai banyak yang disusupi ke dalam aktivitas mujahidin untuk mengumpulkan informasi. Rusia juga mulai melakukan terror dan intimidasi di Chechnya sebagai langkah awal serangan mereka.

Di sisi lain, saudara-saudara muslim kami memproklamasikan penerapan syari’at Islam di Daghestan. Mereka mengusir polisi, karena di setiap tempat dimana ada polisi disitu juga terjadi pencurian, maksiat, mabuk-mabukan, dan suap-menyuap. Dan setelah masyarakat mengusir polisi, mereka mulai menata kehidupan mereka dengan syariat Islam. Para petani mulai ke ladang dan kehidupan mulai normal dan tenang. Maka kami pun ikut mempertahankan wilayah Daghestan. Saat itu jika pemerintah meminta bantuan kepada Rusia, maka masyarakat meminta bantuan kepada mujahidin. Kita masuk ke wilayah Daghestan sebelum tentara Rusia sampai dan mempertahankan wilayah itu. Jika Rusia menyerang maka kita akan bertahan. Inilah rencana awal kami, kami hanya ingin menolong mereka menghadapi tentara Rusia. Dan tetap dengan langkah-langkah dan prosedur khusus. Akhirnya perang meletus dan mujahidin Daghestan meminta bantuan kepada kami. Kami wajib masuk dan membantu mereka. Kami datang membantu dan berhasil memukul pasukan Rusia di daerah Botlov. Setelah pasukan Rusia menghentikan serangan mereka maka kami pun kembali ke Chechnya.

Namun 3 hari setelahnya, pasukan Rusia mengepung tiga desa dan membumi hanguskan tiga desa tersebut dengan senjata berat dan pesawat tempur. Padahal penduduk desa tersebut kebanyakan anak-anak kecil dan orang tua serta wanita. Mereka tidak tahu apa-apa. Akhirnya setelah bermusyawarah dengan seluruh komponen masyarakat Chechnya dan Daghestan, maka kami memutuskan untuk masuk ke desa yang dikepung oleh Rusia, maka meletuslah perang.

Dengan demikian, Perang Chechnya II merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Rusia. Perang ini dimulai pada Bulan agustus 1999 ketika pasukan Rusia melakukan penyergapan besar-besaran terhadap mujahidin Chechnya, hingga saat ini. Perang di Daghestan dan pengeboman apartemen di Rusia merupakan Bagian awal dari Perang Chechnya II. Operasi besar-besaran membatalkan hasil yang telah didapat pada Perang Chechen yang pertama dimana Chechnya telah memperoleh kemerdekaan secara defakto sebagai Chechen Republik of Ichkeria (CRI). Meskipun sebagian orang menganggap perang ini sebagai konflik internal Federasi Rusia, tetapi perang ini menarik minat Mujahidin dari luar negeri dalam jumlah besar.

Medan perang Chechnya memasuki fase baru ketika pada tanggal 1 Oktober 1999 Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengumumkan kekuasaan Presiden Chechnya Aslan Maskhadov dan Parlemennya tidak sah dan melenggar undang-undang. Pada saat itu Vladimir Putin memgumumkan bahwa invasi Rusia akan segera berlanjut. Menurut beberapa sumber Putin sedang menjalankan rencana menghancurkan Chechnya dan menguasainya kembali sesuai rencana yang telah digariskanya beberapa bulan sebelum itu.

Seiring dengan serangan-serangan yang dilakukan pasukan Federal Rusia dan pendudukan mereka di beberapa desa sekitar Grozny, semangat jihad para mujahidin Chechnya meningkat. Peningkatan semangat jihad ini terlihat dari makin gencarnya serangan gerilya para mujahidin dengan sasaran penguasa pro-Rusia, pasukan federal Rusia, kendaraan militer Rusia, konvoi Rusia dan helikopter serta pesawat tempur Rusia. Disamping itu para mujahidin juga melancarkan serangan atau aksi istisyhadah. Selama bulan Juni 2000 hingga September 2004 setidaknya ada 23 aksi syahid di dalam dan di luar Chechnya. Sasaran aksi syahid tersebut adalah militer dan pos-pos strategis milik pemerintah Rusia.

Pada Bulan Mei 2000 Presiden Rusia Vladimir Putin mendirikan pemerintahan “boneka“ di Chechnya. Putin menunjuk Ahmad Kadyrov sebagai presiden “boneka“ Rusia di Chechnya. Pada tanggal 23 Maret 2003, konstitusi Chechen mengadakan referendum yang kontroversial. Referendum ini memberikan otonomi yang lebih luas kepada Republik Chechen. Referendum yang didukung oleh pemerintah Rusia ini diboikot dan ditolak oleh mujahidin Chechen.


Kadyrov
Ahmad Kadyrov

Seiring jalannya perang, percobaan pembunuhan atas pemimipin kedua belah pihak sering terjadi. Pada tanggal 13 Februari 2004, presiden Chechen dari kalangan mujahidin, Zelimkhan Yandarbiyev terbunuh di Qatar. Sedangkan pada tanggal 9 Mei 2004 presiden “boneka“ Rusia, Akhmad Kadyrov terbunuh pada sebuah parade di Grozny.

Sejak Desember 2005, Ramzan Kadyrov, anak Ahmad Kadyrov, pemimpin yang juga pro-Rusia menjadi presiden boneka Rusia di Chechnya secara de fakto. Kadyrov yang terkenal dengan kekejamannya ini mendapat dukungan penuh Rusia dan pada bulan Februari 2007 menjadi Presiden “boneka“ Rusia dengan kekuasaan penuh di Chechnya menggantikan Alu Alkhanov.

Ramzan Kardev
Ramzan Kadyrov


Sementara itu, pada tanggal 2 Februari 2006, Abdul Khalim Sadulayev presiden dari kalangan mujahidin membuat perubahan dalam skala besar dalam pemerintahannya. Sadulayev memerintahkan seluruh warga Chechnya yang berada di luar negeri dan di pegunungan agar segera kembali ke wilayah Chechnya. Sadulayev sendiri terbunuh pada bulan Juni 2006. Sepeninggal Sadulayev, Dokka Umarov menggantikannya menjadi memimpin pemerintahan Chechnya, sekaligus Amir Mujahidin Chechnya hingga kini dan akhirnya kemudian mendeklarasikan Daulah Islam Kaukasus.

Sabtu, 21 Maret 2009

Dudayev


Sesuatu yang biasa bagiku mendaki tebing-tebing tinggi di sekitar pegunungan Kaukasus. Di wilayah pergunungan Kaukasus Raya yang tingginya sekitar 5500 meter itu, para pejuang Chechnya, di antaranya dipimpin ayahku, Zakarria Bolsov, mendirikan kem-kem latihan rahasia.

"Cepat, Vakha! Nanti 'Srigala Hitam' kelaparan!" teriak ibuku. Ibu biasa menyebut ayah dan dua puluh anak buahnya sebagai Srigala Hitam, julukan yang diberikan Jendral Jauhar Dudayev kepada mereka. Aku mengangguk. Kuraba pinggangku. Tambang untuk mendaki erat berada di sana. Ups, beban yang kubawa berat juga. Gandum masak, air minum.., dan beberapa pakaian dalam ransel. Kubuka jilbab yang kupakai. Entah mengapa aku merasa kurang leluasa dengan jilbab ini.

Uh, susah payah aku mendaki. Beberapa kali hampir terpeleset!! Sempat kusaksikan pula pesawat pembom SU-24 Rusia melayang-layang di atas desa-desa, membombardir, memusnahkan semua! Sejenak kupejamkan mata! Bajingan! Gigi-gigi beradu keras! Baru saja kepalaku mundul dari bawah tebing... "Vakha!"

Assalamu'alaikum.., ayah!" Ayah menjawab salamku dengan keras. "Mengapa kau lagi yang mengantar perbekalan kemari?! Aku sudah melarangmu!! Mengapa bukan orang yang kukirim untuk turun gunung? Mana Abbas??!!" berondongnya. "Kita sudah sepakat Vakha Bolsov, tidak ada naik gunung lagi! Jaga ibumu dirumah!! Hei, mana jilbabmu?" Ayah membiarkanku naik ke atas sendiri. "Yakin tak ada yang mengikutimu?!" Aku menggeleng. "Abbas syahid, ayah! Bom jarum Rusia mengenainya. Aku mengenali mayatnya tergeletak tak jauh dari rumah kita."

Ayah tersentak sejenak. "Innalillahi," lirihnya. Tapi..."Tidak ada naik gunung lagi, Vakha! Ini yang terakhir! Apa kau tak malu.., tak ada wanita di sini,"kata ayah dengan nada gemas. "Pakai jilbabmu!" bentak beliau. Beberapa anggota pasukan melihat ke arah kami. Aku menunduk sambil memasang jilbab kusamku.

"Ada apa, Zakaria?" Suara yang penuh kesejukan menyapa ayah. "Bapak Presiden, maafkan saya! Ini makanannya sudah datang!" Presiden? Jendral Dudayev! Ah..., sudah lama aku ingin berbincang-bincang dengannya! Pak presiden yang tegar dan gagah! Aku sangat mengaguminya! Dan..ya ampun, ia juga cuma makan gandum?? "Istirahat sebentar di ujung sana, setelah itu pulang!" tegas ayah. "Tapi..ayah", "Masya Allah.., anakmu seorang muslimah! Jendral Dudayev tertawa. Setelah menjaga jarak, ia menegurku dengan santun. "Siapa namamu?"

"Vakha Bolsov, Jendral!"

"Kau pandai mendaki tebing! Kau sangat berani!"

"Ayahku yang mengajari sejak aku kecil. Aku adalah anak satu-satunya! Aku suka bila ikut bertempur dan tidak hanya memasak.."

"Vakha!"

"Biarkan, Zakaria!" Jendral Dudayev membetulkan papakha (topi tradisional Kaukasus) yang saat itu dipakainya. "Berapa umurmu?"

"18 tahun."

"Insya Allah kita akan bentuk Pasukan Khusus Wanita. Mau bergabung?" Aku mengangguk cepat dengan mata berbinar.

Itulah awal pertemuanku dengan Presiden Dudayev, Juni 1994. Tak lama setelah itu situasi kian genting, hinga ayah ditarik menjadi komandan tempur di Grozny. Hampir bersama dengan itu ibu meninggal terkena bom jarum. Bom jenis ini meledak di udara dan menebarkan besi-besi semacam paku dengan radiasi beberapa ratus meter. Paku-paku bersuhu panas itu turun dengan kecepatan tinggi. Bahkan atap rumah kami dapat ditembusnya! Saat itu aku menangis melihat tubuh beliau yang tampak mengenaskan karena tersayat-sayat dan tercerai berai.

Beberapa hari dalam duka, sebuah helikopter menjemputku untuk menemui ayah."Presiden memintamu menghadap di istana kepresidenan," ujar ayah sambil memelukku. Aku terkejut.

"Pasukan Khusus Wanita akan dibentuk. Beliau membutuhkan bantuanmu. Ayah sudah menceritakan semua. Bahwa kau mahir memanjat, bela diri, bergerilya 'hit and run' dan berpisau. Beliau sangat menghargainya..." "Ayah sudah tahu tentang ibu?" tanyaku hati-hati. Ayah mengangguk sambil menarik napas panjang. "Syahidah..," gumamnya pelan.

Tiada kusangka aku bisa masuk ke istana kepresidenan. Dan ketika aku ditemani ayah masuk ke ruangan Presiden, yang pertama kali tertangkap oleh mataku adalah suasana keislaman yang kental. Di mana-mana terdapat kaligrafi, bahkan di atas foto Dudayev terdapat ayat Al Quran. Ternyata langkah awal yang diintstruksikan Presiden Dudayev adalah agar aku melatih para muslimah sekitar Grozny untuk menghadapi kemungkinan serangan besar-besaran Rusia.

"Bentuk pasukan khusus wanita setelah kau melihat kemampuan mereka. Tidak usah terlalu banyak orang, yang penting handal."

Aku mengangguk.

"Ingatkan juga mereka, di atas segalanya, iman adalah senjata sekaligus kekuatan utama kita!" kata beliau tegas. "Selamat berjuang, Vakha!!"

Novembar, 1994 pasukan pemberontak dukungan Moskwa menyerbu Grozny dan beberapa wilayah lain. Rupanya Rusia berupaya memecah belah. Tetapi skenario yang disusun untuk menggulingkan Dudayev ini gagal. Rusia lupa, rakyat Chechya hanya sekitar 1,2 juta jiwa dan 700,000 diantaranya mengangkat senjata bersama Dudayev, termasuk aku!

Desember 1994 Rusia kian menggila. Tank-tank, pesawat dan jet tempur serta bom-bom pembunuh Rusia kian mendekati Grozny... Ayah dan aku terlibat pertempuran panas di perbatasan Grozny. Kini kulihat tubuh ayah penuh darah..tetapi..ya Robbi, bahkan beliau tak limbung sama sekali!!

"Vakha, habisi mereka!!" Seru beliau.
"Ayah bertahanlah! Aku aka melindungimu!" teriakku. "Allahu Akbar!"
Ayah tertawa. "Orang-orang Kaukasus telah muslim sejak masa Umar bin Khotob! Vakha..., sekali lagi!! Takbir!!"

"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" Teriakku sekuat tenaga.

Ayah tertawa-tawa. "Vakha, hit and run!"

Aku melemparkan dua granat tangan ke arah tank Rusia, ayah juga, kemudian kami berusaha berlari sekencang-kencangnya! Tetapi..ayah tampak mulai lemah... "Ayah..!"

DOR! DOR! DOR! BUM!! Sebuah bom menuju kami. "Vak...kha.." Ayah melepaskan tanganku. "Lari!!! lariii, nak!"

Airmataku berderai. Ayah tersenyum sebelum bom itu meledak di dekat kami! Aku melompat beberapa kali di udara! Tanah di sekitar amblas! Bom penetrasi! Allah, jasad ayahku kini amblas ke bawah tanah!!

"To..long..,"

Masih berlinang airmata aku menuju datangnya suara. "Aku..Ovald.., sampaikan pada ...ayah..ku.., aku pergi ke...la..ngit.." Seorang pemuda penuh luka tembakan memohon padaku. "Aku Ovald.., waktu...ku te..lah sam..pai..," katanya lagi terpatah-patah.

"Siapa ayahmu? Siapa?"

"Du..da..yev...,"

Semakin mengenalnya aku makin salut pada Presiden Dudayev. "Hal yang paling saya sedihkan adalah meninggalnya ribuan penduduk sipil, meski saya terpukul dengan kematian Ovald. Maka perjuangan fisabilillah tak akan berhenti, samada kita merdeka atau syahid," katanya suatu ketika di depan beberapa anggota pasukan.

"Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa kemerdekaan tak pernah dihadiahkan oleh penjajah tetapi harus direbut!" tegasnya lagi. Jendral Dudayev membaca sebuah ayat Qur'an tentang jihad. Fasih dan langsung diartikannya. Aku ingat ayah pernah mengatakan bahwa Presiden Jauhar Dudayev memang pandai berbahasa Arab dan pernah ke Al Azhar sebelum masuk dinas militer Uni Soviet. Aku juga melihat kebanyakan yang dekat
dengannya adalah ulama-ulama besar Chechnya!

15 Februari 1996, pagi itu pecah pertempuran besar! Pasukam muslimin yang langsung di bawah komando Jendral Dudayev terdesak mundur. "Vakha, bawa keluar segera wanita dan anak-anak dari Grozny!!"

"Siap Jendral!" sahutku.

Aku berusaha memobilisir wanita dan anan-anak bergerak melalui jalan lain yang lebih aman! Tetapi seluruh Grozny tampaknya telah terkepung! Maka terjadi pertempuran di jalan-jalan! Penduduk sipil akhirnya menjadi
bulan-bulanan mortir dan bom Rusia! Tetapi banyak juga di antara mereka yang bangkit melawan dengan gagah. Bahkan aku melihat anak-anak dan wanita lanjut usia berusaha melawan mereka!

Sasaran utama Rusia di antara sumur-sumur, kilang minyak dan pabrik-pabrik kimia, juga rumah sakit, dan tentunya...Ya Robbi.., istana kepresidenan! Suara bom, mortir, tembakan dan roket berbalur jerit tangis dan pekik ribuan manusia!

Aku sangat mengkhawatirkan keselamtan Jendral Dudayev! Sementara kulihat Grozny mulai rata dengan tanah! Mayat di mana-mana! Jilbab pendekku penuh cipratan darah! Istana kepresidenan di tangan Rusia!

Aku selalu memikirkan keadaan Jendral. Komandan tempur Shamil Basayev mengatakan beliau baik-baik saja. Aku tetap cemas. Begitulah, sampai tiba tanggal 5 Maret. Menurut rencana esok kami akan memasuki Grozny. Semua yang terlibat pasukan pria kecuali aku dan pasukan khusus wanita yang juga bertanggung jawab untuk masalah perbekalan makanan dan minumam.

"Komandan Vakha!"

Aku menoleh. Dua orang pria masuk dan meninggalkan sepucuk surat di atas meja. Kubuka surat itu. Dan seperti tak percaya aku mulai membacanya...

Kepada Saudaraku fillah Vakha Bolsov, di Sabilillah,
Segala puji hanya pada Allah dan shalawat bagi Rasulullah.
Pupuk terus semangat jihad. Dengan iman di dada segala senjata Rusia tak kan berarti apa-apa. Dan masa depan hanya lah bagi kaum beriman. Istiqamah!
Wassalam, Dudayev

Keesokan harinya kami menyerang Grozny. Ternyata pasukan Rusia tampak siap. Tetapi tanpa kenal henti berhari-hari kami bertempur di jalan-jalan di Grozny! Ratusan orang tewas! Rusia mengalami kerugian besar walau pada akhirnya Grozny belum berhasil kami rampas kembali! Tak lama setelah itu Shamil Basayev memerintahkan untuk pindah ke Daerah Ita Kam, meneruskan latihan dan membantuk menegarkan kaum wanita di sana.

23 April 1996..
"Bersiap-siaplah, Vakha! Kau dan wakilmu Sayyida akan dikawal menuju Gekhi-Chu. Kita akan merundingkan starategi nasional disana," Suara Basayev tegas terdengar.

Aku segera bersiap-siapa. Daerah Gekhi Chu berada sekitar 30 km sebelah Barat Daya Grozny. Jalan ke sana amat berat, selain itu bisa jadi senja ini pasukan Rusia berada di sekitar daerah itu. Tetapi dugaanku keliru. Tak ada rintangan di jalan. Bahkan jalan-jalan yang kami lewati begitu lengang bagai mati. Hanya terdengar suara hembusan angin yang kencang dan lolongan anjing liar.

"Assalamu'alaikum," sebuah suara sejuk menyapa rombongan kami. Semua menjawab salam dan...

"Jendral!" Aku terkejut sekaligus gembira.

"Vakha! Dan..Sayyida bukan? Anak komandan Vladimir? Mari masuk, tempat wanita di sebelah sana," ujar beliau ramah pada kami semua. Subhanalloh, inilah presiden kami. Begitu shalih, merakyat juga sangat bersahaja!

Usai Maghrib, sekitar dua jam beliau memberi pengarahan untuk strategi nasional Chechnya. Memang kuakui, mantan panglima divisi pembom strategi AU Uni Soviet dan bekas Direktur intelijen di Estonia ini sangat cermat dan cerdas dalam mengambil langkah perjuangan.

"Jadi semua jelas. Berangkatlah. Oh ya, Vakha..bagaimana dengan laporan adanya pembataian dan perkosaan di desa-desa?"

"Memprihatinkan, jendral! Rusia biadab itu tak ada bezanya dengan anjing-anjing Serbia! Laporan tertulis telah saya sampaikan pada komandan Basayev!"

Dudayev mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya keruh sesaat. "Pavel Grachev.., apa yang kau arahkan pada pasukanmu..? Ya Allah beri kami semangat jihad dan kesabaran. Ya Allah.., jangan tinggalkan kami.., ya Allah..."

Untuk pertama kalinya kulihat Jendral Dudayev menangis. Tetapi pemimpin pantang menyerah ini kemudian dengan tetap semangat memberi pengarahan kembali...

Agar tak menarik perhatian Rusia atau siapa pun, selesai pengarahan kami semua harus pergi segera dari Gekhi-Chu kembali ke pos masing-masing, begitu perintah Jendral Dudayev.

Sebenarnya berat bagi kami semua berpisah dengan Jendral. Biar bagaimana pun ia adalah orang nomor satu yang dicari Rusia! Bahkan akupun ingin melindunginya semampuku! Namun..kami harus pergi! Dan ini perintah!
Rombongan kami sudah cukup jauh.., ketika tiba-tiba...terdengar ledakan sangat keras!!!

Jantungku nyaris berhenti!

Kulihat roket-roket beterbangan, percikan api dan kepulan asap yang menebal dari arah persembunyian Jendral Dudayev! Kami semua keluar dari kendaraan, masuk ke semak-semak dan tiarap!

"Gekhi-Chu! Presiden!" teriakku sambil berusaha menahan airmata. "Kita harus kembali Jendral di sana!" kataku histeris!

Tak ada yang berusaha menenangkanku! Tak ada yang melakukan apa-apa! Semua terperangah! Sekuat tenaga aku berusaha berlari kembali ke arah Gekhi-Chu! Kakiku lemas! Aku terjerembab! "Pre...si..den.. pe...mimpin... ka..mi..."

Innalillahi, beliau telah pergi bersama syuhada lainnya. Tetapi ruh jihad Jendral akan selalu bersama kita," ujar Yandarbiyev, wapres Chechnya yang kini ditunjuk sebagai pengganti Dudayev.

"Dan kita takkan berhenti berjuang, karena dengan iman segala senjata Rusia tak berarti apa-apa. Masa depan hanyalah milik orang beriman..." ujarku tegas.

"Siapa anda? Anda benar! Itu adalah kata-kata almarhum! seru Yandarbiyev. "Anda...Vakha?"

Aku menangis. Diam-diam. Perjuangan harus terus berlanjut, walau orang keras itu telah pergi selamanya.

"Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa mengalahkan aspek ritual kaum muslimin," suaranya seperti kudengar lagi, di antara deru angin dan senjata di pegunungan Kaukasus.

"Islam akan menjadi ideologi negri ini!' Seakan kutangkap bayangannya di hutan-hutan Chechnya...

Dan aku masih menangis diam-diam..., saat mengenangnya.

Memakmurkan Rakyat dengan Baitulmal


Tak semua pemimpin di era kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah benar-benar jujur dalam mengelola keuangan negara (baitulmal). Dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam, pendapatan atau pemasukan ke kas negara pun semakin bertambah banyak. Tak heran, bila kemudian urusan keuangan mendapat perhatian utama dari pemerintahan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.

Pada era kekhalifahan Umayyah, pengelolaan baitulmal yang paling bersih terjadi pada masa kekuasaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Begitu Khalifah Umar II itu berkuasa, tanpa ragu dan pandang bulu semua harta kekayaan para pejabat dan keluarga bani Umayyah yang diperoleh secara tak wajar dibersihkan. Ia lalu menyerahkannya ke kas negara. Semua pejabat korup dipecat. Langkah itu dilakukan khalifah demi menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya. Setelah membersihkan harta kekayaan tak wajar di kalangan pejabat dan keluarga bani Umayyah, Khalifah Umar melakukan reformasi dan pembaruan di berbagai bidang.

Di bidang fiskal, misalnya,Umar memangkas pajak dari orang Nasrani. Tak cuma itu, ia juga menghentikan pungutan pajak dari mualaf. Khalifah Umar bin Abdul Aziz menggunakan dana di baitulmal (kas negara) untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyatnya. Berbagai fasilitas dan pelayanan publik dibangun dan diperbaiki. Sektor pertanian terus dikembangkan melalui perbaikan lahan dan saluran irigasi. Sumur-sumur baru terus digali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih.

Jalan-jalan di kota Damaskus dan sekitarnya dibangun dan dikembangkan. Untuk memuliakan tamu dan para musafir yang singgah di Damaskus, khalifah membangun penginapan. Sarana ibadah seperti masjid di perbanyak dan diperindah. Masyarakat yang sakit disediakan pengobatan gratis. Khalifah Umar II pun memperbaiki pelayanan di dinas pos, sehingga aktivitas korespondensi berlangsung lancar. Sehingga, rakyatnya benarbenar hidup sejahtera.

Tak ada lagi yang mengalami kekurangan pangan dan kesusahan. Berkat pengelolaan dana baitulmal yang benar, sampai-sampai para pengelola baitulmal kesulitan lagi mencari orang miskin yang harus disantuni. Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu berkata, ‘’Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang- orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorang pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli budak lalu memerdekakannya,’’ kisah Yahya bin Said.

Kemakmuran itu tak hanya ada di Afrika, tetapi juga merata di seluruh penjuru wilayah Khilafah Islam, seperti Irak dan Basrah. Abu Ubaid mengisahkan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada Hamid bin Abdurrahman, Gubernur Irak, agar membayar semua gaji dan hak rutin di provinsi itu. Dalam surat balasannya, Abdul Hamid berkata, ‘’Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka. Namun, di Baitulmal masih terdapat banyak uang.’’ Khalifah Umar memerintahkan, ‘’Carilah orang yang dililit utang tetapi tidak boros. Berilah dia uang untuk melunasi utangnya!’’

Abdul Hamid kembali menyurati Khalifah Umar, ‘’Saya sudah membayarkan utang mereka, tetapi di baitulmal masih banyak uang.’’ Khalifah memerintahkan lagi, ‘’Kalau begitu bila ada seorang lajang yang tidak memiliki harta lalu dia ingin menikah, nikahkan dia dan bayarlah maharnya!’’ Abdul Hamid sekali lagi menyurati Khalifah. Dalam suratnya dia menyatakan,’’ Saya sudah menikahkan semua yang ingin nikah. Namun, di baitulmal ternyata masih juga banyak uang.’’ Akhirnya, Khalifah Umar memberi pengarahan, ‘’Carilah orang yang biasa membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang kekurangan modal, berilah mereka pinjaman agar mampu mengolah tanahnya. Kita tidak menuntut pengembaliannya kecuali setelah dua tahun atau lebih.

Pada masa Abbasiyah, kepala perpajakan merupakan orang yang terpenting dalam pemerintahan. Pada era dinasti ini, kemajuan tercapai pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al-Ma’mun. Kemajuan dalam sektor perekonomian, perdagangan dan pertanian itu membuat Baghdad menjelma menjadi pusat perdagangan terbesar dan teramai di dunia saat itu. Dengan kepastian hukum serta keamanan yang terjamin, berbondongbondong para saudagar dari berbagai penjuru dunia bertransaksi melakukan pertukaan barang dan uang di Baghdad. Negara pun memperoleh pemasukan yang begitu besar dari aktivitas perekonomian dan perdagangan itu serta tentunya dari pungutan pajak.

Pemasukan kas negara yang begitu besar itu tak dikorup sang khalifah. Harun Ar-Rasyid menggunakan dana itu untuk pembangunan dan menyejahterakan rakyatnya. Kota Baghdad pun dibangun dengan indah dan megah. Gedung-gedung tinggi berdiri, sarana peribadatan tersebar, sarana pendidikan pun menjamur dan fasilitas kesehatan gratis pun diberikan dengan pelayanan yang prima.

Baitulmal-- Sumber Kemakmuran di era Kekhalifahan


Kemakmuran dan kemajuan yang berhasil ditorehkan umat Islam pada masa kekhalifahan tak lepas dari pengelolaan keuangan yang profesional dan transparan. Pada era itu, pemerintahan Islam mengelola keuangan negara melalui lembaga bernama baitulmal (kas negara). Sejatinya rumah harta alias baitulmal secara resmi berdiri pada zaman kekuasaan Khalifah Umar bin Khattab. Namun, cikal bakalnya sudah mulai dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Ketika Nabi Muhammad SAW memimpin pemerintahan di Madinah, baitulmal belum terlembaga.

Rasulullah SAW secara adil mengalokasikan pemasukan yang diterima untuk pos-pos yang telah ditetapkan. Pelembagaan baitulmal juga masih belum ditetapkan pada masa kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq. Pengelolaan dana yang diterapkan khalifah pertama masih mengikuti pola yang diterapkan Nabi Muhammad SAW.

Abu Bakar mendistribusikan dana yang tersedia di baitulmal kepada setiap orang. Di awal pemerintahannya, setiap penduduk mendapat jatah sebesar 10 dirham. Jumlah dana yang dibagikan bertambah menjadi dua kali lipat, di tahun kedua masa kepemimpinannya. Seiring bertambah luasnya wilayah kekuasaan Islam, pengelolaan keuangan pun bertambah kompleks. Atas dasar pertimbangan itulah, Khalifah Umar bin Khattab memutuskan untuk melembagakan baitulmal menjadi lembaga formal. Pada masa Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah melampaui semenanjung Arab. Wilayah Iran, Irak, Suriah, Palestina dan Mesir serta wilayah lainnya sudah berada dalam kekuasaan pemerintahan Islam.

Pendapatan dan pemasukan pun bertambah banyak. Atas saran Walid bin Hisyam seorang ahli fikih, Umar memutuskan untuk membentuk baitulmal atau public treasury. Lembaga pengelola keuangan negara itu dipimpin oleh Abdullah bin Arqam. Selain itu, Umar juga mengangkat Abdurahman bin Ubaydi Al-Qari dan Mu’ayqib sebagai deputi. Di setiap wilayah kekuasaan Islam dan ibukota pemerintahan, yakni di Madinah, dibentuk baitulmal. Khalifah menugaskan pejabat perbendaharaan negara di setiap wilayah. Baitulmal inilah yang nantinya bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan rakyat.

Setiap dirham pemasukan yang diperoleh dari seluruh wilayah negara Islam dimasukkan di baitulmal. Ada enam sumber pemasukan yang dikelola baitulmal alias rumah harta. Pertama berasal dari zakat mal yang mencapai 2,5 persen dari penghasilan. Sumber pemasukan itu hanya dihimpun dari umat Muslim saja. Kedua, berasal dari jizya yakni pajak perlindungan yang ditarik dari non Muslim yang tinggal di wilayah Muslim. Meski begitu, non-Muslim yang sakit, miskin, wanita, anakanak, orangtua, pendeta serta biarawan dibebaskan dari jizya. Ketiga, bersumber dari ushr yakni pajak tanah yang khusus diberlakukan bagi perusahaan-perusahaan besar. Nilainya mencapai satu per sepuluh dari produksi. Keempat, berasal dari khiraj, yakni pajak tanah. Kelima, bersumber dari ghanimah, yakni satu per lima dari hasil rampasan perang. Keenam, berasal dari pajak yang dipungut dari saudagar atau pengusaha non-Muslim, karena mereka tak membayar zakat.

Dana yang berhasil dihimpun baitulmal itu lalu disalurkan untuk menjamin kesejahteraan rakyat miskin yang membutuhkan. Tak hanya itu, rakyat yang lemah dan cacat baik Muslim maupun non- Muslim mendapat santunan dari baitulmal. Orang tua yang tak mampu lagi mencari penghasilan juga mendapat jaminan kehidupan dari Baitulmal. Anak-anak yatim-piatu yang tak lagi memiliki pelindung mendapat jaminan dari negara yang dananya berasal dari baitulmal. Meski ada lembaga yang bertugas untuk menjamin kesejahteraan rakyat, Khalifah Umar tak lantas berpangku tangan. Setiap malam, khalifah berkeliling ke berbagai tempat untuk memastikan rakyatnya hidup dalam kecukupan dan tak kelaparan.

Selain dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat, dana yang dihimpun kas negara juga digunakan untuk pembangunan. Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, sudah mulai dibangun saluran irigasi. Kanal irigasi digunakan untuk pengairan areal pertanian dan kebutuhan air bersih. Dananya berasal dari pendapatan di sektor publik. Kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Umar dibuktikan dengan didirikannya kantor-kantor militer. Selain itu, pembangunan kanal di berbagai provinsi. Umar juga membangun beberapa kota seperti basra, Kufah, Kairo dan sebagainya. Pemerintahan Umar juga menyediakan rumah bagi ribuan penduduk.

Selain itu, Umar juga membangun kantor pemerintahan di seluruh wilayah yang ditaklukkan. Ia pun membentuk polisi serta menyediakan rumah singgah bagi para pelancong dan penjelajah. Keberadaan baitulmal juga tetap dipertahankan pada era pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Pada masa kepemimpinan Utsman, pejabat perbendaharaan yang ditempatkan di wilayah kekuasaan Islam bersifat independen. Sehingga, pejabat baitulmal itu memiliki kekuasaan untuk mengontrol pengeluaran dana para pejabat dan gubernur di wilayah. Sempat terjadi benturan antara Sa’d bin Abi Waqas - gubernur Kufah yang kuat namun boros - dengan Ibnu Mas’ud pejabat perbendaharaan di Kufah.

Utsman akhirnya memutuskan untuk memecat Sa’d, karena dinilai terlalu boros. Khalifah ketiga ini juga menggunakan dana di baitulmal untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Utsman tak pernah mengambil dan menerima gaji sebagai khalifah dari baitulmal. Setiap hari Jumat, Utsman berupaya untuk memerdekakan budak. Dia juga menjamin kehidupan janda dan anak yatim-piatu. Pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib pun menggunakan dana yang dihimpun baitulmal untuk kepentingan rakyat dan pembangunan. Ketika pemerintahannya berseteru dengan Mu’awiyah, beberapa orang yang dekat dengan Ali membisiki agar menggunakan dana baitulmal. Namun, Ali dengan tegas menolak untuk menggunakan dana baitulmal.

‘’Apakah kamu menginginkan aku mencapai kemenangan dengan cara yang tak adil?’’ tegas Ali. Pada era Khulafa Ar-Rasyidin, dana baitulmal benar- benar dikelola secara transparan dan adil. Para khalifah sama sekali tak tergiur untuk menggunakan dana yang bertumpuk di kas negara itu untuk kepentingan dan ambisi pribadi. Pejabat korup dipecat dan dipenjara. Sehingga uang yang berasal dari rakyat benar-benar tersalur kembali untuk kesejahteraan rakyat.

Penulis : hri
REPUBLIKA - Selasa, 29 April 2008

ZIONISME DAN FREEMANSONRY



A.Zionisme
Istilah Zionisme, berasal dari kata Zion dalam bahasa Ibrani (Yahudi), yang berarti batu. Maksudnya, ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel. Kata Zionis ini kemudian dipergunakan sebagai nama suatu ideologi yang diikuti oleh bangsa Yahudi di seluruh dunia, yaitu bahwa bangsa Yahudi akan mendirikan kerajaan Israel Raya dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Kitab Talmud atau Taurat orang Yahudi (bukan Taurat Nabi Musa), yang dijadikan pegangan bagi kekuatan setan untuk menguasai dunia, sehingga bumi ini penuh dengan kejahatan, kedhaliman dan penindasan.

Ketika Nabi Musa diutus menyampaikan Risalah Tuhan, Nabi Musa telah mengetahui ketimpangan di dalam sistem masyarakat pada waktu itu, dan menjuluki mereka sebagai anak-anak setan (Lucifer).

Bahkan Nabi Musa mengungkapkan di muka umum, bahwa mereka itulah orang-orang yang menamakan dirinya Yahudi, dan sekaligus merusak syariat Nabi Musa. Mereka oleh Nabi Musa juga dicap sebagai pendusta yang tidak menganut agama apa pun, disamping juga ‘dikukuhkan’ sebagai rentenir Yahudi.

Dengan demikian, Nabi Musa sebagai utusan Allah telah membeberkan hakikat keburukan setan bertubuh manusia. Adalah bagian dari misinya untuk menyelamatkan manusia dari kejahatan setan yang dari masa ke masa terus menyesatkan manusia. Tindakan Musa ini mengilhami generasi bangsa-bangsa berikutnya untuk mengetahui persekongkolan setan itu, agar selanjutnya bisa menghindar. Semoga salam sejahtera dilimpahkan Allah kepada Nabi Musa, semoga pula kita bisa mengambil i’tibar dari beliau dalam memerangi kejahatan setan.

B. Konspirasi dalam Perjalanan Sejarah
Karena kehendak Allah semata persekongkolan moderen (Konspirasi moderen) terpukul dan terungkap oleh halayak umum pada tahun 1784. Akibat pukulan itu, bukti dan dokumen rahasia banyak yang jatuh ke tangan pemerintah Bavaria. Peristiwa ini terjadi setelah Adam Weiz Howight, salah seorang pendeta Kristen terkemuka dan profesor Theologi pada universitas Angold Stadt di Jerman Murtad dari agamanya. Ia kemudian mengikuti faham Atheisme.

Pada tahun 1770 tokoh-tokoh Yahudi Jerman kemudian menemukan Adam Weiz Howight sebagai seorang cendekiawan yang paling tepat untuk dimanfaatkan, demi kepentingan Yahudi. Mereka segera menghubungi Howight untuk selanjutnya memberi tugas penting, agar Howight bersedia meninjau Kitab Protokol tokoh-tokoh Zion klasik, kemudian menyusunnya kembali berdasarkan prinsip moderen sebagai langkah untuk menguasai dunia, yaitu dengan meletakkan faham Atheisme dan menghancurkan seluruh ummat manusia. Lebih jelasnya, untuk menghancurkan bangsa lain selain Yahudi (Gentiles) (marked :Gentile =non yahudi = kafir = islam dan kristen termasuk di dalamnya), yaitu dengan menyalakan api peperangan dan pembunuhan masal, Genocide, (marked : tentunya bisa juga dengan meminjam tangan negara lain, dan korbannya Bosnia, Palestina, Afghanistan dll), pemberontakan dan membentuk organisasi teroris berdarah dingin, disamping menghancurkan pemerintah yang berlandaskan prinsip kemanusiaan.

Tahun 1776 Howight telah menyelesaikan tugasnya dengan cemerlang, dengan meletakkan dasar-dasar sebagai landasan program berdarah sebagai berikut :

1.Menghancurkan pemerintah yang sah, dan mendongkel ajaran agama dari pemeluknya. (marked : sekali lagi, sasarannya adalah Gentile, Islam dan Kristen pasti jadi tender pertama).

2.Memecah-belah bangsa non-Yahudi (Gentiles) menjadi berbagai blok militer yang saling bermusuhan terus-menerus, dengan menciptakan berbagai masalah antara blok-blok itu, mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, ras dan seterusnya.

3.Mempersenjatai blok-blok agar saling menghancurkan. 4.Menanamkan benih perpecahan dalam suatu negeri, kemudian memecah-belah lagi menjadi berbagai kelompok, yang saling membenci. Dengan begitu, sendi-sendi agama dan moralitas serta materi yang mereka miliki akan terkuras habis. (marked : Bosnia-Serbia, Afganistan Utara-Thaliban, Irlandia ?
5.Mewujudkan seluruh cita-cita yang telah disusun secara bertahap, yaitu menghancurkan pemerintah yang sah serta norma-norma susila, termasuk ajaran agama dan moralitas yang menjadi pegangan masyarakat. Ini merupakan langkah pertama untuk menabur benih pergolakan, kebejatan dan kekejaman. (marked : Afghanistan ? Ini tentu contoh yang paling dekat.)

Peranan Howight bukan hanya meletakkan prinsip dasar dalam Konspirasi Internasional itu, melainkan juga menyusun kembali organisasi Freemasonry. Ia diberi kepercayaan untuk mengepalai organisasi rahasia tersebut, dan melaksanakan rencana yang telah disusun dengan nama samaran Perkumpulan Cendekiawan Zion, yang oleh para tokoh Yahudi juga disebut sebagai Perkumpulan Nurani (marked : Illuminati) Yahudi. Sebutan ini lebih tepat jika dinis-batkan kepada asal kata ‘An-Naar’ yang berarti ‘api’, daripada kepada kata ‘An-Nur’ yang berarti cahaya. Sebab, cendekiawan yang dimaksud adalah anak-anak setan yang bertubuh manusia.

Sedang setan itu menurut Al Qur’an diciptakan dari api. Dan lagi Howight dalam gerakan yang dipimpin-nya menggunakan tipu daya licik, agar hakikat busuk dari rencana kegiatannya tetap merupakan rahasia. (marked : di film Tomb Rider, illuminati certitanya bertujuan untuk menghancurkan dunia, cocok sekali)

Organisasi bertujuan menciptakan satu peme-rintahan dunia, yang tersendiri dari tokoh-tokoh yang memiliki tingkat intelegensia tinggi.

Dengan perkumpulan inilah Howight mampu merekrut sejumlah lebih dari 2000 tokoh kaliber dunia, dengan latar belakang yang berbeda untuk menjadi anggota kelompok nurani, mulai dari ilmuwan, psikolog, ahli ekonomi, politisi, pengusaha dan guru-guru besar berbagai universitas terkemuka (marked : termasuk juga mungkin para psikopat). Tidak lama kemudian, Howight berhasil mendirikan Free Masonry Induk yang disebut The Grand Eastern Lodge, yang dijadikan sebagai pusat dan panutan bagi lain-lain perkumpulan Free Masonry yang tersebar di kota-kota besar dunia. (marked : di indon juga ada, beberapa tahun yang lalu mereka nempelin iklan perekrutan, bagaimana dengan jakarta, padang, surabaya???


nb: Freemasonry berasal dari kata free dan masonry (batu/tukang batu), maksudnya membangun negeri Yahudi di atas negara Palestina. Gerakan ini dibuat oleh 9 orang Yahudi di Palestina tahun 37 M, yang dimaksudkan untuk melawan agama Masehi (Kristen). Pada tahapan berikutnya, Freemason menempatkan dirinya sebagai musuh thd agama Kristen dan Islam. Pada tahun 1717 M gerakan ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sbg kepala gereja Protestan, tetapi pada hakekatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia ini meresmikan pemakaian nama Freemason (sumber buku karangan Sidik Jatmika)

C. Taktik Konspirasi
Weiz Howight belum merasa puas dengan prestasi yang telah diraih. Ia melangkah lebih jauh dan membuka hubungan dengan berbagai kalangan tinggi kaum Yahudi untuk meletakkan rencana yang lebih matang, dan sekaligus pelaksanaannya. Disini kita bisa mengukur, sejauh mana rencana gila yang diletakkan oleh anak-anak setan sebagai perangkap terhadap kaum Gentiles (kafir, non Yahudi). Ini kita ketahui dari dokumen rahasia yang bocor, sehingga rencana rahasia yang telah mereka susun rapi bisa terungkap. Adapun rencana umum dalam Konspirasi yang harus dipegang oleh para tokoh Free Masonry sepanjang sejarah adalah :

1.Menggunakan taktik suap dengan uang, di samping memakai sarana kebebasan seks, dalam upaya menggaet tokoh yang punya kedudukan tinggi dalam bidang akademik, ekonomi, sosial dan lain-lain, yang bisa dijadikan sarana Konspirasi. Apabila umpan yang diincar berhasil dijaring masuk perangkap, maka dengan diam-diam para tokoh Freemason mulai melilitkan tali-tali perangkap pembiusan lewat arena politik, ekonomi, sosial, atau menjadikan mangsanya sebagai skandal yang menggemparkan. Tidak jarang para penderita itu mengalami nasib penculikan, penyanderaan, atau bahkan pembunuhan, termasuk pula istri dan anak-anak mereka.

2.Para tokoh Freemason yang bekerja sebagai pendidik di berbagai lembaga pendidikan ditugaskan untuk memperhatikan anak-anak didik yang berbakat, dan membinanya sebagai sosok manusia yang berpandangan anti nilai-nilai moral dan imnual, sehingga kelak mudah diman-faatkan oleh gerakan Free Masonry. (marked : hati-hati bagi orang yang merasa diri pintar dan berbakat mungkin sedang diinduk semangi oleh gerakan Freemason)

3.Menyiapkan program kerja yang menyangkut kader-kader Freemasonry, untuk memperluas jaringan kerja dengan memusatkan kegiatan pada bidang mass media, melalui surat kabar, majalah, radio dan TV (marked : termasuk milis? Pasti). Jaringan kerja ini harus ditempatkan di bawah pengawasan Perkumpulan Yahudi Internasional.

4.Menguasai alat komunikasi dan mass media untuk dimanfaatkan sebagai senjata dalam membuat berita yang membingungkan, atau memalsukan kenyataan, atau memutar-balik fakta. Maka, kekacauan dunia bisa disetir oleh mereka.

Prancis dan Inggris pada masa itu adalah dua negara adikuasa dunia. Maka Howight menjadikan dua negara itu sebagai target utama untuk dihancurkan dari dalam oleh persekongkolan Yahudi, untuk kemudian dikuasai. Demikanlah Howight bekerjasama dengan tokoh-tokoh

Yahudi dalam proyek rahasia yang punya dua ujung tombak sasaran, yaitu satu sisi menjerumuskan Inggris ke dalam kancah peperangan yang berkepanjangan di berbagai negeri jajahannya, sehingga nyaris mengalami kelumpuhan yang parah. Sisi lain adalah menyalakan api revolusi besar di Perancis yang mampu menggoncangkan masyarakat Perancis tahun 1789. (marked : sekarang apakah mereka juga terlibat untuk menjerumuskan Amerika? Sangat pasti, apalagi Amerika kini dikuasai lobi Yahudi)

Setelah selesai merumuskan program di atas, Kaum Nurani Yahudi menugaskan seorang tokoh Freemasonry asal Jerman bernama Tasfaac pada tahun 1784, untuk menyusun program Weiz Howigt dalam bentuk buku yang diberi nama Program Asli yang Unik. Sejak itu buku tersebut menjadi pegangan dan rujukan bagi persekongkolan Internasional. Perkumpulan Freemasonry mengirim satu eksemplar buku penting itu kepada beberapa tokoh Yahudi di ibu kota Perancis, untuk mengatur jalannya gejolak revolusi. Namun berkat Rahmat Allah semata, utusan tersebut disambar petir ketika ia sampai di sebuah kota kecil antara Frankfurt dan Paris, dan meninggal dunia saat itu juga. Ketika pasukan keamanan menyelidiki untuk mengetahui sebab kematiannya, dokumen penting yang ada dalam saku mantelnya sangat menge-jutkan mereka. Dokumen tersebut segera disampaikan kepada yang berwajib di kerajaan Bavaria. Penguasa Bavaria mempelajari dokumen tersebut dengan penuh perhatian.

Setelah itu, pemerintah segera mengeluarkan instruksi kepada pasukan keamanan untuk menduduki sarang Freemasonry The Grand Eastern Lodge, yang dipimpin oleh Weiz Howight itu. Demikian pula nama-nama Kaum Nurani Yahudi yang terdapat dalam dokumen tersebut tidak luput dari penggerebekan pasukan keamanan. Di kediaman mereka itu pula ditemukan dokumen penting lainnya mengenai program Yahudi. Pemerintah Bavaria menyadari kejahatan program Perkumpulan Gereja tertinggi Yahudi yang bersekongkol dengan sejumlah konglomerat internasional dalam sebuah organisasi rapi dan mengerikan, sampai tingkat yang sukar dijangkau oleh hayalan manusia. Pemerintah Bavaria menyadari sepenuhnya adanya bahaya program setan tersebut terhadap dunia keseluruhan. Maka pemerintah memandang perlu menyebarluaskan dokumen itu kepada raja-raja di Eropa dan para tokoh gereja.

Akan tetapi ternyata para tokoh Yahudi dan para pemilik modal internasional telah lama menyusup ke dalam jaringan pemerintah negara-negara Eropa. Mereka masih tetap mampu dengan mudah membungkam mulut para raja dan para tokoh gereja itu.

Peristiwa kebocoran rahasia di atas dijadikan pelajaran berharga oleh Perkumpulan Konspirasi Yahudi. Para tokohnya bersikap lebih berhati-hati dan lebih waspada dalam kondisi apa pun. Sejak itu pergerakan mereka nyaris menghilang dari permukaan, meskipun kegiatan mereka sebenarnya masih berjalan seperti biasa. Hanya saja, kegiatan mereka selanjutnya banyak dialihkan masuk ke dalam perkumpulan Freemasonry yang lain, yang disebut The Blue Masonry dengan tujuan mendirikan sebuah organisasi Masonry di dalam Masonry itu sendiri. Mereka sepakat memperluas jaringan kerja yang anggotanya terdiri atas beberapa tokoh Yahudi nomer wahid, agar program rahasia mereka tidak mudah bocor keluar. Pemilihan anggota inti dilakukan lewat pemantauan dan pertimbangan mendalam, diambil dari anggota perkumpulan rahasia itu, terutama dari mereka yang menganut faham atheisme, dan tidak berpegang pada prinsip moral. Faktor yang amat dipentingkan ialah mereka harus berdedikasi tinggi kepada Freemasonry.

Perkumpulan rahasia tidak jarang menggunakan kegiatan bakti sosial (marked : Rotary Club, Lions Club dll), sebagai kedok untuk menutupi rencana jahat yang disembunyikan di balik layar, seperti kasus yang menimpa John Robinson, seorang guru Filsafat pada Universitas Scotlandia. Ia tidak menyadari telah terperangkap dalam jaringan program Yahudi Internasional itu. Ia mengadakan perjalanan ke berbagai negara Eropa, untuk mempelajari program kerja yang telah disusun oleh Weiz Howight, dengan tujuan membentuk pemerintahan diktator yang ideal, yang menguasai dunia.

Pada mulanya John Robinson meragukan program kerja Yahudi itu. Namun keraguannya segera berubah menjadi yakin, setelah ia mengetahui peran perkumpulan Yahudi pada Revolusi Perancis pada tahun 1789, dan pengaruh mereka terhadap tokoh-tokoh gereja dan pemerintah Perancis. Maka ia segera menyadari bahaya yang mengancam negaranya Inggris, dan segera menulis surat tentang bahaya persekongkolan Yahudi yang diberi judul Keterangan. Namun peringatan itu tidak mampu menggugah pemerintah negaranya disebabkan oleh besarnya pengaruh Yahudi, khususnya setelah berdirinya Bank Inggris atas persekongkolan mereka. (marked : semakin kita waspada pada gerakan ini, maka ruang ruang gerak mereka akan menjadi sempit)

Adapun di Amerika Serikat, Freemasonry dikatakan relatif lebih muda. Meskipun relatif muda, perkumpulan tersebut sudah tersebar di seluruh negeri. Mula-mula para tokoh Yahudi kesulitan, karena adanya peringatan dari Rektor Universitas Harvard, David Robin kepada segenap mahasiswa dan alumninya tentang pengaruh Yahudi yang terus meningkat di kalangan gereja dan para tokoh politik.

Mereka itu sudah menjadi sekutu bagi seorang tokoh bernama Mr. Jefferson, yaitu murid Weis Howight yang kembali ke Amerika untuk terjun ke dalam kancah politik dengan dukungan Yahudi.

Seorang calon Presiden AS yang kuat, John Kowinsky Adams juga merasakan jeratan persekongkolan ini, terutama karena melihat peran yang dimainkan oleh Jefferson, ditinjau dari sudut gerakan Freemasonry dalam upaya mewujudkan cita-cita Yahudi untuk menguasai Amerika. Maka JK Adams segera mengirimkan karyanya kepada kawannya, Kolonel William Stone dan menjelaskan tentang hakikat persekongkolan Yahudi. Tulisan tersebut masih tersimpan di perpustakaan Ritonburg Square Philadelphia.

(marked : Sekarang bagaimana caranya memerdekakan Amerika, maksudnya bagaimana agar mereka (khususnya Presiden dan pemerintahannya) bebas merdeka dan tidak lagi tergantung pada Yahudi dan lobinya. Wakil Amerika di PBB pernah mendapat kritik dari istri Presiden Amerika pada waktu itu, Hillary Clinton, yang merupakan keturunan Yahudi. Dia pernah bilang begini “Hari ini kami mengatakan pada dunia bahwa kami berdiri tegak di belakang Israel. Saya sangat kecewa dan mengecam sikap abstain Amerika Serikat dalam voting di Dewan Keamanan PBB, yang pada akhirnya mengutuk pengerahan kekuatan militer Israel thd rakyat Palestina. Saya rasa Amerika harus memveto Resolusi DK PBB tsb …”. Begitu yang Hillary katakan ketika berdemonstrasi mendukung Israel dan Ariel Sharon, di NY 8-10-2000). Jadi, sepertinya bagi yang berminat menjadi presiden Amerika harus hati-hati mencari pasangan jika ingin bebas dari jeratan Yahudi. Jangan seperti Clinton, yang menohok langsung muka suaminya sendiri. Tentunya butuh kerja keras dari rakyat Amerika, jangan sampai mereka jadi kepanjangan tangan untuk menggapai keinginan Yahudi.

D. Free Masonry
Free Mason terdiri dari dua kata, ‘Free’ dan ‘mason’. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Freemason berarti tukang bangunan yang merdeka.

Freemason adalah organisasi Yahudi Internasional yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan. Freemason di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang.

Tetapi organisasi Freemason ini selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang ditempatinya. Juga berusaha merusak bangsa dan pemerintahan non-Yahudi.

Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman2) yang terletak di masjidil Aqsa, daerah Al-Quds yang diduduki Israel, mengibarkan bendera Israel serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis. Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam tiap rapat mereka, serta berisikan dua puluh empat bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.

Seorang hakkom bernama Ishaq Weis di dalam majalah Israel Amerika mengatakan : Freemason menurut sejarahnya, derajat dan pengejarannya adalah merupakan sebuah yayasan Yahudi. Kata-kata sandi dan upacara ritual yang ada di dalam Freemason dari A sampai Z-nya adalah berjiwa Yahudi.’

Freemason adalah nama baru dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan agama Masehi, pemeluk-pemeluknya dengan cara pembunuhan terhadap orang per orang.

Kemudian datanglah Islam menghadapi gerakan rahasia ini sebagaimana agama Masehi dahulu menghadapi kekuatan tersebut yang meng-gunakan senjata yang sama.

Freemason menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun agama Islam. Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, tetapi pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemason sebagai nama barunya.

E. Awal Penyatuan Gerakan Zionis
Pada tahun 1895 orang-orang Yahudi meng-adakan kongres yang pertama di kota Bale Swistzerland, dihadiri oleh anggotanya sekitar 300 orang yang

mewakili 50 oganisasi Zionis yang bertebaran di seluruh dunia. Pertemuan periodik semacam itu terus berlangsung dari masa ke masa, di tempat yang dipandang cocok oleh pimpinan mereka.

Tujuannya ialah menganalisa strategi mereka yang akan dilancarkan demi mencapai maksud.

Pada kongres mereka yang pertama itu mereka telah meletakkan satu garis strategi yang amat rahasia, yaitu penghancuran seluruh dunia dan menjadikannya budak-budak Zionis. Setelah itu mereka akan mendirikan pemerintahan Zionis Inter-nasional dengan ibukotanya El-Quds (Yerusalem) pada periode pertama, yang akan berakhir di Roma.

Keputusan ini dituang dengan amat rahasia tetapi Allah berkehendak lain. Seorang wanita Perancis (anggota gerakan Freemasonry) berhasil mengintip pertemuan rahasia itu dan dibongkarlah fitnah itu. Wanita itu berhasil mencuri sebagian dari keputusan kongres itu dan membawanya lari ke Rusia. Dokumen itu diserahkan kepada Alexis Nicolai Niefnitus, tokoh pimpinan Rusia Timur di zaman Kaisar.

Pada tahun 1901 dokumen itu diserahkan kepada seorang pendeta gereja Orthodox yang bernama Prof. Sergyei Nilus, kemudian dianalisa dengan cermat dan dicocokkan dengan situasi saat itu. Mereka menjadi sadar akan bahaya yang amat besar apabila kaum Zionis berhasil melaksanakan rencana jahat mereka. Estimasi para ahli Rusia itu antara lain:

1.Keruntuhan Kekaisaran Rusia dan diganti dengan pemerintahan komunis.

2.Kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina.

3.Pecahnya perang dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah, dimana yang kalah maupun yang menang sama-sama rugi.

4.Tersebarnya kerusakan dan kekafiran di persada bumi dan lain-lain.

Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul ‘PROTOKOLAT ZIONISME’. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan penyebar-luasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.

Mereka menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.

Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat

itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.

Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.

Di antaranya pengamatan kita tentang Protokolat itu, kita ketahui sarana yang mereka gunakan dalam usaha mereka yang amat serius untuk menghancurkan dunia. Banyak di antara yang berminat menganalisa Protokolat itu berhasil di Barat. Dari situ mereka mengetahui dengan jelas, apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh orang-orang Yahudi Zionis untuk mencapai cita-citanya, khususnya di dunia Arab, yang kondisinya sekarang ini menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan. Banyak organisasi yang berkedok Nasionalis mempengaruhi para pemimpin kita, atau ikut menggariskan landasan bagi masyarakat kita, yang pada hakikatnya adalah kaki-tangan Zionis yang bekerja menghancurkan kubu-kubu kita dari dalam. Tujuannya tiada lain ialah agar kita menyerah kepada Zionis Internasional, sebagaimana negara-negara Barat yang salibis terlebih dahulu menyerah di bawah pengaruh mereka.
Adakalanya organisasi itu murni produk salibisme pendengki, atau mungkin juga produk oknum-oknum mereka yang sudah terbius, sehingga mereka tidak sadar telah ikut serta menyukseskan tujuan Zionis. Aku telah berusaha keras untuk mengungkapkan kedok mereka yang terjaring oleh organisasi-organisasi itu, untuk mengetahui sumber pengaruh yang dipakainya. Aku mulai dari titik subversi yang akan menanamkan pengaruh yang kuat di dunia Islam, sampai ke tingkat seluruh sarana kehidupan, dan juga menyangkut orang yang paling membenci Yahudi sekali pun, yang tidak mustahil menjadi antek Zionis tanpa harus menerima upah sesen pun. Aku tidak membanggakan diriku sebagai orang yang paling mengerti. Banyak pula di kalangan intelektual dan wartawan yang lebih faham tentang metode Zionisme, tetapi tidak sedikit siaran radio yang mengumandangkan suara mereka di samping penulisan- penulisan di media pers.

Inilah yang amat mengherankan dan mengandung tanda tanya besar. Anehnya, para penanggung-jawab itu tidak melancarkan perlawanan tehadap mereka di semua lapangan kehidupan. Dan yang lebih mengherankan lagi ialah, masih adanya pemimpin yang berkedok pembaharu yang mau dipaksakan menjalankan konsep-konsep Zionis dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rakyatnya sendiri. Inilah bahaya yang amat besar yang apabila kita tidak waspada bisa menjebak kita masuk ke lingkaran mata rantai Zionisme Inter-nasional. Lewat siasat inilah mereka mengharapkan kemenangan mutlak.’

LAmbang-lambang

1. Lambang Freemasonry klasik yang pertama kali dipakai, berupa tiga pilar.
2. Lambang Freemasonry tradisional dengan berbagai improvisasinya, yang tidak berbeda dari logo Opus Dupremus.
3. Berbagai modifikasi dan improvisasi lambang Freemasonry.
4. Lambang berbagai Loji Masonik (Masonic Lodge) Amerika Serikat.
5. Lambang Freemason beserta mata satu sebagai lambang Lucifer (Dajjal).
6. Lambang Freemason juga dipakai sebagai ornamen pada bross (pin) dan gesper ikat pinggang, yang juga banyak beredar di pasaran aksesoris Indonesia.

Anagram Lambang Freemason Pada Kedua Sisi Lambang Negara Amerika Serikat (The Great Seal of the United States

Terdapat kemiripan pola dasar dan hubungan struktural antara disains sisi depan (Burung Garuda) dan disains sisi belakang (Piramida Illuminati) The Great Seal dengan lambang tradisional Freemason (Jangka dan Mistar Siku). Anagram ini membentuk bidang segienam (heksagonal) terdiri atas dua segitiga (satu segitiga tegak dan satu segitiga terbalik). Apabila sudut-sudut setiap segitiga dihubungkan, maka terbentuk Bintang Segienam atau Bintang Daud (Star of David), seperti ketigabelas bintang yang terdapat tepat di atas kepala Burung Garuda The Great Seal, yang merupakan lambang identitas Yahudi. Bukankah The Great Seal benar-benar suatu karya disains cerdas dan spektakuler

ADIL DAN SEJAHTERA DI BAWAH NAUNGAN DAULAH KHILAFAH

ar-roya42Demokrasi telah nyata-nyata gagal dalam menciptakan masyarakat adil, sejahtera, aman, yang diidam-idamkan oleh seluruh umat manusia. Sistem Kapitalisme yang menganut demokrasi yang berasas sekular itu juga telah menjerumuskan umat manusia ke jurang penderitaan dan kesengsaraan yang dalam. Memang, Kapitalisme telah membawa pertumbuhan ekonomi, tetapi itu hanya dinikmati oleh sebagian orang, kelompok, dan negara.

Di AS, misalnya, kemakmuran yang selanjutnya diikuti dengan sejahteranya kehidupan masyarakat AS bukanlah hasil demokrasi, tetapi buah dari imperialisme yang dilakukannya terhadap bangsa-bangsa lain. Di sejumlah negara lain di Barat, demokrasi menjamin keamanan rakyatnya, namun itu tidak berlaku bagi dunia lain. Atas nama keamanan nasional, sah-sah saja AS dan sekutu Baratnya, menyerang negara lain. Di satu sisi mereka mempraktikkan demokrasi, namun di wilayah lain pemerintahan diktator mereka pelihara. Kalau perlu, demokrasi diberangus di negara lain ketika dianggap membahayakan negara-negara Barat.

Demokrasi kemudian sekadar mitos yang menciptakan ketidakadilan dunia. Jika demikian, sistem apa yang mampu memberikan kebaikan bagi seluruh manusia? Pilihannya, jelas bukan sistem diktator atau kembali ke sistem Komunisme. Tidak ada pilihan kecuali sistem Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islam. Sistem Daulah Khilafah ini akan secara nyata memberikan kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Daulah Khilafah: Pemerintah Kuat yang Memihak Rakyat

Salah satu alasan mengapa demokrasi dianggap sebagai sistem terbaik (meskipun dalam realitanya hanyalah mitos) buat manusia adalah sistem pemerintahannya yang memihak rakyat, dan mewakili aspirasi rakyat. Sebab, mereka dipilih oleh rakyat dan diberhentikan oleh rakyat lewat kontrak sosial; mereka bisa dikritik bahkan dijatuhkan oleh rakyat lewat wakilnya di parlemen. Singkatnya, demokrasi adalah sistem yang baik bagi rakyat, karena pemerintahannya dipilih oleh rakyat, diawasi oleh rakyat, dan diberhentikan oleh rakyat.

Namun, ada asumsi keliru yang dibangun dari cara berpikir di atas, benarkah aspirasi atau kehendak rakyat selalu baik? Apalagi ternyata yang disebut aspirasi rakyat dalam sistem Kapitalisme bukanlah rakyat dalam pengertian sebenarnya, tetapi elit politik pemilik modal yang mengatasnamakan rakyat. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa aspirasi rakyat itu tidak selalu baik: parlemen AS (yang merupakan wakil rakyat) menyutujui pembantaian manusia di Irak, Afganistan, Vietnam, semata-mata demi kepentingan nasional AS. Seks bebas, pelacuran, homoseksual, dan lesbianisme disahkan oleh parlemen di Prancis; sementara jilbab yang menjaga kehormatan wanita justru dilarang. Atas nama rakyat pula, Bush menebar teror di seluruh dunia dalam rekayasa perangnya melawan terorisme. Karena itu, aspirasi rakyat bukanlah jaminan kebenaran yang sesungguhnya, karena bersumber dari akal manusia yang cenderung mengikuti hawa nafsunya.

Ketika kedaulatan diserahkan kepada Allah Swt., bukan berarti pemerintah yang dibangun oleh Islam menjadi pemerintahan diktator dan tidak memperhatikan rakyat. Secara i‘tiqâdi, sistem yang bersumber dari Allah pastilah untuk kebaikan manusia. Bukti bahwa pemerintahan Islam adalah memperhatikan rakyat, bukan pemerintah diktator antara lain:

(1) Kekuasan (as-Sulthah) di tangan rakyat.

Dalam Islam, kekuasaan untuk melaksanakan hukum syariat Allah itu ada di tangan rakyat. Dalam pengertian, rakyatlah yang memiliki kekuasaan untuk memilih pemerintahan dengan mengangkat seorang penguasa (khalifah) dengan metode baiat. Pilihan rakyat ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun (ikhtiyâr wa ridhâ). Dalam hal ini, pemilu bisa ditempuh sebagai uslûb (teknik) untuk memilih khalifah.

Namun demikian, rakyat tidak memiliki hak untuk menjatuhkan penguasa. Dalam Islam, standar kapan penguasa bisa dijatuhkan adalah hukum syariat, bukan kehendak rakyat. Artinya, apabila khalifah masih sah berdasarkan hukum syariat, dia tetap menjadi khalifah—meskipun seumur hidup. Sebaliknya, kalau khalifah melanggar hukum syariat yang menyebabkan dia harus diganti, seperti melakukan kekufuran yang nyata dengan mengubah hukum negara menjadi hukum sekular, saat itu pula khalifah boleh dijatuhkan—meskipun baru beberapa saat menjabat.

(2) Khalifah sebagai penguasa berhak dikritik rakyat.

Dalam Islam, khalifah bukanlah kepala negara yang tidak mungkin berbuat kesalahan. Pernyataan, tindakan, ataupun kebijakan khalifah bukanlah otomatis merupakan perintah Allah (seperti halnya dalam sistem teokrasi) yang tidak bisa dibantah. Khalifah, sebagai kepala negara, tetap harus merujuk pada al-Quran dan Sunnah sebagai dua sumber hukum utama dalam Islam. Oleh karena itu, jika keliru atau menyimpang, khalifah wajib untuk dikritik. Bahkan, aktivitas ini sangat mulia; yang mati karenanya kedudukannya sama dengan pemimpin para syuhada (Hamzah r.a). Rakyat boleh langsung mengkritik atau lewat wakil mereka di Majelis Umat. Namun, berbeda dengan demokrasi, yang menjadi alasan mengapa rakyat mengkritik penguasa adalah hukum syariat, bukan karena ketidaksukaan, persaingan politik, atau kepentingan.

Islam mengharamkan rakyat untuk melakukan tindakan bughât (memberontak) terhadap khalifah. Rasulullah saw. pernah ditanya tentang pemerintahan yang zalim, “Tidakkah kita perangi saja mereka itu dengan pedang (wahai Rasulullah?).”

«فَقَالَ لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ»

Beliau menjawab, “Jangan, selagi mereka masih menegakkan shalat (hukum Islam).” (HR Muslim).

Dalam hadis di atas tampak jelas bahwa Islam melarang aktivitas memberontak. Memberontak juga diartikan sebagai upaya keluar dari jamaah kaum Muslim. Keluar dari jamaah kaum Muslim adalah perbuatan dosa. Di samping itu, Islam juga menindak tegas bagi orang yang menebarkan kekacauan atau sparatisme. Dari sini tampaklah bahwa Islam menjamin terciptanya pemerintahan yang kuat lagi adil selama dia bersandar pada hukum Islam.

(3) Perselisihan rakyat dan penguasa ditangani oleh Mahkamah Mazhalim

Dalam sistem Khilafah, kalau terjadi perselisihan, rakyat boleh membawa kasus ini ke pengadilan yang menyelesaikan perselisihan antara rakyat dan penguasa. Khalifah dalam hal ini harus tunduk pada keputusan Mahkaman Mazhalim.

(4) Khalifah menjamin kebutuhan pokok dan kebutuhan kolektif vital rakyat.

Berbeda dengan aspirasi rakyat yang tidak selalu benar, rakyat pastilah harus terpenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan vitalnya agar kehidupan rakyat menjadi tenang, tenteram, dan sejahtera. Karena itu, dalam Islam, negara wajib menjamin kebutuhan pokok perindividu rakyat seperti sandang, pangan, dan papan (perumahan). Negara harus pula menjamin kebutuhan kolektif masyarakat yang vital seperti kesehatan, transportasi, keamanan, dan pendidikan. Semua itu wajib dipenuhi oleh Daulah Khilafah.

Daulah Khilafah: Menjamin Kesejahteraan Rakyat

Kemiskinan memang tidak bisa dihapuskan, namun Islam menjamin fakir miskin diberi haknya. Walhasil, orang yang fakir dan miskin tidaklah merasa khawatir untuk tidak bisa makan ataupun berteduh sebagaimana sekarang. Islam telah menjamin itu semua. Dalam hal ini, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Daulah Khilafah untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.

1. Jaminan pemenuhan kebutuhan primer oleh negara.

Islam telah menetapkan kebutuhan primer (pokok) manusia terdiri dari pangan, sandang, dan papan. Terpenuhi-tidaknya ketiga kebutuhan tersebut selanjutnya menjadi penentu miskin-tidaknya seseorang. Sebagai kebutuhan primer, tentu pemenuhannya atas setiap individu tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, Islam memberikan jaminan atas pemenuhan kebutuhan ini.

Adanya jaminan pemenuhan kebutuhan primer bagi setiap individu tidak berarti negara akan membagi-bagikan makanan, pakaian, dan perumahan kepada siapa saja setiap saat—sehingga terbayang, rakyat bisa bermalas-malasan karena kebutuhannya sudah dipenuhi. Ini anggapan yang keliru. Jaminan pemenuhan kebutuhan primer dalam Islam diwujudkan dalam bentuk mekanisme yang dapat menyelesaikan masalah kemiskinan.

Dalam Islam, kewajiban pertama untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya berada di tangan seorang laki-laki. Islam mewajibkan laki-laki yang mampu untuk berkerja memenuhi nafkahnya. Namun, kalau hal tersebut belum memenuhi kebutuhan pokoknya, keluarganya bertanggung jawab untuk memenuhinya.

Bagaimana jika seseorang yang tidak mampu tersebut tidak memiliki kerabat? Atau dia memiliki kerabat, tetapi hidupnya pas-pasan? Dalam kondisi semacam ini, kewajiban memberi nafkah beralih ke Baitul Mal (Kas Negara). Dengan kata lain, negara melalui Baitul Mal berkewajiban untuk memenuhi kebutuhannya. Rasulullah saw. pernah bersabda:

«مَنْ تَرَكَ مَالاً فَلِوَرَثَتِهِ وَمَنْ تَرَكَ كَلاً فَإِلَيْنَا»

Siapa saja yang meninggalkan harta, maka harta itu untuk ahli warisnya, dan siapa saja yang meninggalkan ‘kalla’, maka dia menjadi kewajiban kami. (HR Muslim).

Apabila di Baitul Mal tidak ada harta sama sekali, maka kewajiban menafkahi orang miskin beralih kepada kaum Muslim secara kolektif. Rasulullah saw. juga bersabda:

«أَيُّمَا أَهْلُ عَرْصَةٍ أَصْبَحَ فِيْهِمْ أَمْرُؤٌ جَائِعٌ فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُمْ ذِمَةُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعاَلَى»

Siapa saja yang menjadi penduduk suatu daerah, di mana di antara mereka terdapat seseorang yang kelaparan, maka perlindungan Allah Tabâraka ta Ta‘âla terlepas dari mereka. (HR Ahmad).

«مَاآمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شُعْباَنَ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ بِهِ»

Tidaklah beriman kepada-Ku siapa saja yang tidur kekenyangan, sedangkan tetangganya kelaparan, sementara dia mengetahuinya. (HR al-Bazzar).

Secara teknis, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, kaum Muslim secara individu membantu orang-orang yang miskin. Kedua, negara mewajibkan dharîbah (pajak) atas orang-orang kaya sehingga mencukupi kebutuhan untuk membantu orang miskin. Jika dalam jangka waktu tertentu, pajak tersebut tidak diperlukan lagi, maka pemungutannya oleh negara harus dihentikan.

2. Pengaturan kepemilikan.

Pengaturan kepemilikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan masalah kemiskinan dan upaya untuk mengatasinya. Dibolehkannya individu atau swasta menguasai sektor-sektor publik yang sebenarnya merupakan pemilikan umum menjadi penyebab penting kemiskinan di tengah rakyat. Contoh, minyak yang merupakan pemilikan umum, seharusnya hasilnya diserahkan ke Baitul Mal untuk mensejahterakan rakyat. Dalam sistem kapitalis, minyak dikuasi oleh pemilik modal kuat sehingga sebagian besar hasilnya disedot oleh mereka. Rakyat pun menderita.

Demikian juga listrik dan air yang sebenarnya merupakan pemilikan umum; rakyat harus mengkonsumsinya dengan semurah mungkin. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, keduanya diserahkan kepada swasta. Inilah yang membuat listrik dan air menjadi mahal sehingga membebani rakyat. Syariat Islam telah mengatur masalah kepemilikan ini sedemikian rupa sehingga dapat mencegah munculnya masalah kemiskinan.

Ada tiga jenis pemilikan dalam Islam: individu, umum, dan negara. Allah Swt. telah memberikan hak kepada individu untuk memiliki harta baik yang bergerak maupun tidak bergerak, tentu sepanjang harta tersebut diperoleh melalui sebab-sebab yang dibolehkan, misalnya: hasil kerja, warisan, pemberian negara, hadiah, dan lain-lain.

Adanya kepemilikan individu ini menjadikan seseorang termotivasi untuk berusaha mencari harta guna mencukupi kebutuhannya. Sebab, secara naluriah, manusia memang memiliki keinginan untuk memiliki harta. Dengan demikian, seseorang akan berusaha agar kebutuhannya tercukupi. Dengan kata lain, dia akan berusaha untuk tidak hidup miskin.

Sementara itu, aset yang tergolong kepemilikan umum tidak boleh sama sekali dimiliki secara individu atau dimonopoli oleh sekelompok orang. Aset yang termasuk jenis ini adalah: Pertama, segala sesuatu yang menjadi kebutuhan vital masyarakat, dan akan menyebabkan persengkataan jika ia lenyap,1 misalnya: padang rumput, air, pembangkit listrik, dan lain-lain. Kedua, segala sesuatu yang secara alami tidak bisa dimanfaatkan hanya oleh individu,2 misalnya: sungai, danau, laut, jalan umum, dan lain-lain. Ketiga, barang tambang yang depositnya sangat besar, misalnya: emas, perak, minyak, batu bara, dan lain-lain.

Dalam praktiknya, kepemilikan umum ini dikelola oleh negara dan hasilnya (keuntungannya) dikembalikan kepada masyarakat; bisa dalam bentuk harga yang murah, atau bahkan gratis, dan lain-lain. Adanya pengaturan kepemilikan umum semacam ini jelas menjadikan aset-aset strategis masyarakat dapat dinikmati bersama-sama, tidak dimonopoli oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga yang lain tidak memperoleh apa-apa, sebagaimana yang terjadi dalam sistem kapitalis. Dengan demikian, masalah kemiskinan dapat dikurangi, bahkan diatasi, dengan adanya pengaturan kepemilikan umum semacam ini.

Adapun kepemilikan negara adalah setiap harta yang menjadi hak kaum Muslim, tetapi hak pengelolaannya diwakilkan pada Khalifah (sesuai ijtihadnya) sebagai kepala negara. Aset yang termasuk jenis kepemilikan ini di antaranya adalah: fa’i, kharaj, jizyah, atau pabrik-pabrik yang dibuat negara, misalnya, pabrik mobil, mesin-mesin, dan lain-lain.

Adanya kepemilikan negara dalam Islam jelas menjadikan negara memiliki sumber-sumber pemasukan dan aset-aset yang cukup banyak. Dengan demikian, negara akan mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengatur urusan rakyat, termasuk di dalamnya adalah memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan rakyat miskin.

3. Distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat.

Buruknya distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat telah menjadi faktor terpenting penyebab terjadinya kemiskinan. Oleh karena itu, masalah pengaturan distribusi kekayaan ini menjadi kunci utama penyelesaian masalah kemiskinan.

Dengan mengamati hukum-hukum syariat yang berhubungan dengan masalah ekonomi, akan kita jumpai, bahwa secara umum hukum-hukum tersebut senantiasa mengarah pada terwujudnya distribusi kekayaan secara adil dalam masyarakat. Apa yang telah diuraikan sebelumnya tentang jenis-jenis kepemilikan dan pengelolaan kepemilikan, jelas sekali, secara langsung atau tidak langsung mengarah pada terciptanya distribusi kekayaan.

4. Penyediaan lapangan kerja.

Menyediakan lapangan pekerjaan merupakan kewajiban negara. Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa Rasulullah saw. pernah memberikan dua dirham kepada seseorang. Kemudian beliau saw. bersabda, “Makanlah dengan satu dirham, sisanya belikan kapak, lalu gunakan ia untuk bekerja.” (HR).

Demikianlah, ketika syariat Islam mewajibkan seseorang untuk memberikan nafkah kepada diri dan keluarganya, maka syariat Islam pun mewajibkan negara untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan cara ini, setiap orang akan produktif, sehingga kemiskinan dapat teratasi.

Adil dan Sejahtera Tanpa Demokrasi

Solusi yang ditawarkan Islam dalam mengatasi kemiskinan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bukanlah sesuatu yang menarik sebatas dalam tataran konsep semata. Perjalanan panjang sejarah kaum Muslim membuktikan bahwa solusi tersebut benar-benar dapat direalisasikan, yaitu ketika kaum Muslim hidup di bawah naungan Negara Khilafah yang menerapkan Islam secara kâffah.

Dalam kitab al-Amwâl karangan Abu Yusuf diceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khathab pernah berkata kepada pegawainya yang bertugas membagikan sedekah, “Jika kamu memberi, cukupkanlah.”

Selanjutnya beliau berkata lagi, “Berilah mereka itu sedekah berulangkali sekalipun salah seorang di antara mereka memiliki seratus unta.”3

Beliau menerapkan politik ekonomi yang memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan primer rakyat. Beliau mengawinkan kaum Muslim yang tidak mampu, membayar utang-utang mereka, dan memberikan biaya kepada para petani agar mereka menanami tanahnya.

Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim, tetapi juga kepada orang non-Muslim. Dalam hal ini, orang-orang non-Muslim yang menjadi warga negara Daulah Khilafah mempunyai hak yang sama dengan orang Muslim, tanpa ada perbedaan.

Demikianlah beberapa gambaran sejarah kaum Muslim, yang menunjukkan betapa Islam yang mereka terapkan ketika itu benar-benar membawa keberkahan dan kesejahteraan hidup, bukan hanya bagi umat Muslim tetapi juga bagi umat non-Muslim yang hidup di bawah naungan Islam.

Kesimpulannya, sistem Islamlah yang sesungguhnya akan memberikan keadilan dan kesejahteraan, bukan demokrasi yang sekadar mitos.

Oleh: Abu Azkia (al-waie 42)

Catatan Kaki

1 Rasulullah bersabda: “Manusia berserikat dalam tiga perkara, yaitu air, padang rumput, dan api”

2 Rasulullah bersabda: “Tidak ada pagar pembatas kecuali bagi Allah dan Rasul-Nya” Artinya tidak ada hak bagi seorang pun untuk membuat batas atau pagar atas segala sesuatu yang diperuntukkan bagi masyarakat.

3 Abdurrahman al-Bagdadi, Ulama dan Penguasa di Masa Kejayaan dan Kemunduran, Gema Insani Press, Jakarta, 1988, hal. 38.